Kota ketiga : Hamburg - 100 hari pertama
Setelah selama 13 bulan tinggal di desa antah berantah kaki pegunungan Taunus di Oberursel, kemudian pindah ke Mannheim - yang saya tidak pernah sangka bahwa saya akan jatuh cinta dengannya, maka kota selanjutnya yang saya tinggali adalah Hamburg.
100 hari pertama, kesan yang saya dapat dari Hamburg : kota ini menawarkan berjuta keindahan. Bertempat tinggal di Winterhude yang berdekatan dengan Stadtpark atau taman kota, membuat saya jatuh cinta pada tempat tinggal saya di sini.
Apa yang saya dapat dari Hamburg yang tidak pernah saya alami di kota-kota sebelumnya adalah : StadtRAD atau sepeda kota. Sepeda yang bisa kita sewa selama setengah jam gratis, yang prosesnya dapat dilakukan melalui App. Ada banyak stasiun sepeda yang tersebar di seluruh kota Hamburg. Namun biasanya, jika letak desa jauh dari kota, staisun sepeda itu tak ada. Seperti pengalaman saya kemarin malam, ketika hendak pergi ke Mongolian Buffet, saya terpaksa harus kembali lagi karena restoran itu terlalu jauh dari kota, dan tak ada stasiun sepeda di sana. Apabila sepeda disewa lebih dari setengah jam, maka pengguna akan diminta untuk membayar 1 Euro, yang langsung dipotong melalui bank atau kartu kredit. Kalau saya, karena kepengen hemat, saya perkirakan berapa lama saya menjangkau suatu tempat dengan sepeda. Jika leboh dari setengah jam, saya akan berhenti di stasiun sepeda dan mengembalikan sepeda asal, kemudian meminjamnya lagi. Semua proses bisa dilakukan dalam waktu kurang dari satu menit melaui Smartphone. Praktisnya, satu orang dapat meminjam maksimal dua sepeda, sehingga ketika ada teman yang berkunjung, saya selalu bisa naik sepeda dengan dia.
Hal paling favorit ketika naik sepeda adalah melalui Alster. Alster adalah sungai penting kedua di Hamburg, terdiri dari inner Alster and outer Alster yang dipisahkan oleh jembatan Kennedy dan jembatan Lombard . Kedalamannya tak lebih dari 2,5 meter, dengan luas 160 hektar. Dengan dikelilingi pohon-pohon yang hijau dan segar, udara yang bersih, dan jalan khusus untuk pesepeda, Hamburg begitu memanjakan kecintaan saya pada bersepeda.
Selain umweltfreundlich, bersepeda juga mengantarkan saya pada gang-gang sempit dan taman-taman yang indah. Dengan bersepeda, dalam kurun 100 hari saja, saya bisa mengenal sangat banyak tempat di Hamburg, tahu bagaimana mencapai kota A dengan sepeda, jalan tercepat yang bisa saya lewati, dan sebagainya. Intinya, bersepeda membuat saya lebih cepat mengenali sudut-sudut kota Hamburg, menjelajahi tempat-tenpat terkenalnya, dan menemukan ruang-ruang kecil yang menyuguhkan ketenangan.
Setelah selama 13 bulan tinggal di desa antah berantah kaki pegunungan Taunus di Oberursel, kemudian pindah ke Mannheim - yang saya tidak pernah sangka bahwa saya akan jatuh cinta dengannya, maka kota selanjutnya yang saya tinggali adalah Hamburg.
100 hari pertama, kesan yang saya dapat dari Hamburg : kota ini menawarkan berjuta keindahan. Bertempat tinggal di Winterhude yang berdekatan dengan Stadtpark atau taman kota, membuat saya jatuh cinta pada tempat tinggal saya di sini.
Apa yang saya dapat dari Hamburg yang tidak pernah saya alami di kota-kota sebelumnya adalah : StadtRAD atau sepeda kota. Sepeda yang bisa kita sewa selama setengah jam gratis, yang prosesnya dapat dilakukan melalui App. Ada banyak stasiun sepeda yang tersebar di seluruh kota Hamburg. Namun biasanya, jika letak desa jauh dari kota, staisun sepeda itu tak ada. Seperti pengalaman saya kemarin malam, ketika hendak pergi ke Mongolian Buffet, saya terpaksa harus kembali lagi karena restoran itu terlalu jauh dari kota, dan tak ada stasiun sepeda di sana. Apabila sepeda disewa lebih dari setengah jam, maka pengguna akan diminta untuk membayar 1 Euro, yang langsung dipotong melalui bank atau kartu kredit. Kalau saya, karena kepengen hemat, saya perkirakan berapa lama saya menjangkau suatu tempat dengan sepeda. Jika leboh dari setengah jam, saya akan berhenti di stasiun sepeda dan mengembalikan sepeda asal, kemudian meminjamnya lagi. Semua proses bisa dilakukan dalam waktu kurang dari satu menit melaui Smartphone. Praktisnya, satu orang dapat meminjam maksimal dua sepeda, sehingga ketika ada teman yang berkunjung, saya selalu bisa naik sepeda dengan dia.
Hal paling favorit ketika naik sepeda adalah melalui Alster. Alster adalah sungai penting kedua di Hamburg, terdiri dari inner Alster and outer Alster yang dipisahkan oleh jembatan Kennedy dan jembatan Lombard . Kedalamannya tak lebih dari 2,5 meter, dengan luas 160 hektar. Dengan dikelilingi pohon-pohon yang hijau dan segar, udara yang bersih, dan jalan khusus untuk pesepeda, Hamburg begitu memanjakan kecintaan saya pada bersepeda.
Selain umweltfreundlich, bersepeda juga mengantarkan saya pada gang-gang sempit dan taman-taman yang indah. Dengan bersepeda, dalam kurun 100 hari saja, saya bisa mengenal sangat banyak tempat di Hamburg, tahu bagaimana mencapai kota A dengan sepeda, jalan tercepat yang bisa saya lewati, dan sebagainya. Intinya, bersepeda membuat saya lebih cepat mengenali sudut-sudut kota Hamburg, menjelajahi tempat-tenpat terkenalnya, dan menemukan ruang-ruang kecil yang menyuguhkan ketenangan.
Kapan2 sepedaan bareng yuuk, aq juga sempet nulis tentang Stadtrad :)
BalasHapus