( Bukan ) Baroon 5


Tingkat penasaran keberanian dan kesempatan lah yang mengantarkan aku pada satu titik dimana aku bisa meraih dan mencapai apa yang udah jadi impianku. Ya, kalau rumusnya Prof. Yohanes Surya, itu namanya Mestakung. Semesta alam mendukung. Emang, percaya ga percaya itu sering banget kejadian dalam keseharianku. Ketika kamu menginginkan sesuatu, maka alam semesta akan mendukungmu dengan segala upayanya. Tentunya melalui izin Tuhan.

Betapa aku suka memandang indahnya pantai, mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan. Jiwa petualang mulai kuasah dari sekarang. Setelah membaca notes-notes punya kakak Pimpinan Redaksiku di Persma, aku jadi makin penasaran dan ingin sekali mengunjungi setiap sudut dunia ini.
Pantai Baron menjadi tujuan kenekatanku. Karena berdasarkan note-note keren yang aku baca, kakakku juga terlihat nekat, dan buktinya dia selamat. Walau banyak cerita-cerita yang tak biasa.
Setelah membaca semua tentang kepergiannya ke Panta Baron, akupun langsung memutuskan untuk pergi kesana beberapa hari kedepan. Aku bilang dan berkata pada teman-temanku

"aku mau ke Baron, ada yang ikut ?"
"hah ? sama siapa?"
"ya sendirian, ya sama aku aja maksudnya"
"emang naik apa?"
"bus"
"bisa ? ya bisa lah"

Kalau aku nggak baca note facebook, aku nggak mungkin tahu kalau Baron bisa ditempuh melalui angkutan umum. Dan informasi dari kakak Pimredku itulah yang jadi awal mula kenekatanku kala itu.
Untuk memastikan, akupun mengirim pesan singkat dan bertanya bagaimana cara pergi kesana. Ia menjawab seperti yang tertulis dalam note nya. Meskipun aku sendiri bertanya pada beberapa teman yang asli Wonosari dan nggak tau kalau ada bus jurusan Wonosari-Baron. Tapi temanku Indah mengiyakan bahwa memang ada bus yang kesana.

Siang itu, setelah aku menyerahkan proposal (atau entah apa) ke rektorat dengan Bu ketua Forkomku Vinda, kami telat untuk masuk kelas. Alhasil, akupun dapat tempat duduk yang tak biasanya. Lagipula, kami kuliah di ruang yang bukan biasa kami tempati. Aku duduk di sebelah temanku Anel.

"Nel, aku besok mau ke Baron, mau ikutan kaga ?"
"aaa mau ziiii mau banget, ntar tak sms ya? emang sama siapa zi ?"
"yaudah kita berdua aja nel"
"oke zii"

Alhamdulillah aku dapat satu teman, batinku. Beberapa jam kemudian setelah kami berpisah, Anel mengirim pesan padaku bahwa ia mendapat dua teman lagi, Nela dan Dania.

Pagi-pagi sekali kami berangkat. Naik bus jalur empat yang kami tunggu di depan rumah sakit Sardjito. Sayang, Nela tak jadi mengikuti kami karena mendadak sakit perut.

"kamu penah kesana zi "
"enggak lah, kamu-kamu?"
"udah sih cuman naik kendaraan pribadi, aku pengen tau gimana kalau kesana naik bus" kata Dania.


Dari bus jalur empat, kamipun turun di Ringroad ketandan. Dan naik lagi bus jurusan Jogja Wonosari. Kesalahan pertama yang aku perbuat adalah : menanyakan tarif untuk prgi ke sana. Lain kali jangan kawan, karena sopir akan mengetahui bahwa engkau tak terbiasa untuk pergi ke sana, dan akibatnya, kau akan dikenakan tarif yang lebih mahal. Biasanya lima ribu, tapi kali ini enam ribu. Mungkin selisihnya cuma seribu, tapi gimana-gimana itu bisa disisakan untuk pulang.
Setelah sampai di terminal Wonosari, kami menaiki bus jurusan Wonosari Baron. Kali ini keberanian kami diuji. Tak tahu mana lokasi busnya. Namun kami tetap harus mencari dan bertanya. Akhirnya, kamipun dapat menemukan bus itu. Perjalanan total ditempuh kurang lebih tiga jam keberangkatan. Tapi, bus untuk kembali hanya sampai pukul tiga sore kawan, jadi jangan kau habiskan waktumu utnuk bermain-main disana hingga terlalu sore.
Untuk masuk, bebas tiket maupun pembayaran. Lalu jika ingin sekalian mengujungi pantai kukup, dapat melewati bukit dan jalan setapak selama setengah sampai satu jam. 

Setelah melakukan perjalanan itu, aku mendapatkan kesimpulan bahwa ketakutan-ketakutan dan ketidakmungkinan selama ini hanyalah constraint yang selalu menghantui. Apabila benar-benar menginginkan sesuatu, maka bayangkanlah, wujudkanlah, selalu ada jalan untuk itu, dengan tetap terus berdoa kepada Sang Pemilik kita, Allah Swt.

***
Pemandangan sekitar pantai



Pantai Baron, bisa mandi juga lho disini


Sewa Pelampung

Pantai Baron dari atas Bukit


Tampak atas
Banyak Perahu
Jual ikan juga lho, ada yang mentah dan matang
Lobster.. mm yummy
Ada penjual oleh-oleh
Dari kami untuk kami oleh kami , haha

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer