Test DaF tanpa Kursus

Bagi yang berencana untuk kuliah di Jerman, pasti mengerti apa itu Test-DaF. DaF adalah singkatan dari Deutsch als Fremdsprache, semacam IELTS nya bahasa Jerman. Untuk mengikuti perkuliahan dalam bahasa Jerman, universitas mensyaratkan sertifikat tes DaF atau DSH. DSH biasanya bisa diikuti di universitas yang menyelenggarakan kursus khusus DSH. Seperti layaknya tes bahasa lainnya, tes DaF terdiri atas beberapa jenis kategori ujian: listering, reading comprehension, speaking dan writing. Nilai maksimal yang bisa didapat untuk setiap kategori adalah 5. Biasanya, universitas menulis syarat hasil test DaF 4x4 atau 4x3 dan 3. Artinya, nilai keempat kategori harus 4 atau tiga kategori harus empat dan satu kategori boleh tiga.

Teringat beberapa tahun lalu, ketika aku memutuskan untuk Au Pair di Jerman dan kemudian melanjutkan untuk kerja sosial, aku tidak punya waktu dan biaya untuk kursus. Bulan Oktober, beberapa bulan setelah aku memulai kerja sosialku di Mannheim, aku nekat daftar tes DaF di Universitas Mannheim. Setelah Au Pair, kemampuan bahasa Jermanku dulu berada di Level C1. Aku nekat mendaftar karena tahu kalau kursi ujian untuk tes DaF begitu cepat terisi. Aku pikir, aku masih punya waktu, setidaknya beberapa bulan hingga tes dilaksanakan.

Bulan April. Beberapa hari sebelum tes, aku meminta libur pada atasanku untuk mempersiapkan ujian. Sejujurnya, aku jarang belajar. Hanya punya satu buku tes DaF yang kubaca sebelum tidur, lelah sepulang kerja. Kendati demikian aku menyempatkan untuk belajar satu hari penuh dan konsentrasi di perpustakaan untuk belajar writing. Malamnya, aku baru membaca kalau aku harus mencetak satu lembar dokumen yang menyatakan aku boleh mengikuti tes tersebut, yang sangat terlambat kubaca. Malam-malam, aku tidak tahu harus berbuat apa. Mau ke tempat kerja tapi sudah sangat larut malam. Apalagi tempat tinggalku di Mannheim letaknya cukup di pinggiran dan tidak ada satupun toko ataupun kios  yang masih buka.

Pagi-pagi, aku meminta pada temanku Martina untuk mencetak lembar pernyataan tersebut di tempat kerja dan meminta tolong untuk mengantarkan di lokasi tes, tapi pasti akan sangat terlambat datang, karena tes akan segera dimulai. Aku sudah ketakutan luar biasa jika aku tak bisa mengikuti tes tersebut. Bersyukurnya, ada salah satu pegawai perpustakaan yang menolongku dan membuka perpustakaan lebih awal dari biasanya, dan mencetak surat pernyataan tersebut.

Ketika memasuki ruangan aku grogi luar biasa. Semua peserta di kanan atau kiriku saling mengenal, karena mereka mengikuti kursus persiapan tes DaF bersama. Aku semakin panik karena sepertinya mereka semua hendak menulis dengan penuh persiapan, sedangkan aku hanya belajar beberapa hari sebelum ujian.

Beberapa bulan setelahnya, aku melihat hasil tes secara online. Aku masih ingat betul ketika itu, aku harus bersembunyi untuk membuka handphone, tepat pukul 12 siang. Sewaktu aku melihat hasil tes DaF, aku begitu terkejut, karena ternyata aku pikir, ada beberapa kategori dimana aku tidak lulus. Karena aku begitu cepat membaca dan tidak membaca ulang, aku begitu sedih dan membayangkan uang 175 Euro yang melayang begitu saja. Esok harinya, aku mencoba melihat hasil ujianku di portal kembali dan kubaca dengan seksama.

Ternyata, aku lulus dengan hasil 5,5,5 dan 4. Disitu aku menangis haru, luar biasa dan berteriak kegirangan dan langsung disambut dengan pelukan oleh kolegaku.
Aku salah baca, karena tertulis "anda mendapat nilai 5 dari 3 kategori, perbaikan tidak perlu anda lakukan2".

Komentar

Postingan Populer