Aku takkan pernah keluar dari zona nyaman


Sudah lebih dari seminggu ini aku benar-benar berada dalam situasi yang sangat tidak nyaman. Pergantian jawdal yang seenaknya dilakukan oleh prodi sempat membuatku frustasi. Bagaimana tidak, jadwal praktik kerja lapangan yang semestinya aku dapat minggu terakhir bulan Juni malah dimajukan menjadi minggu ini. Sedangkan aku sudah terlanjur menyanggupi untuk dapat menjaga pameran seni internasional (Riverscape in flux) yang diselenggarakan oleh Goethe Institut di Suryodiningratan. Sejujurnya aku benar-benar merasa amat kecewa dengan prodi. Memangnya kita hanya punya satu kesibukan ? hanya menunggu untuk diganti jadwal ? Bagaimana aku bisa dipercaya oleh orang jika aku membatalkan janji seenaknya? Apakah mereka tidak pernah memikirkan hal-hal semacam itu ? Aku menjadi semakin geram dengan semua itu. Segalanya tak diatur dengan baik seperti jadwal, dengan persiapan yang (maaf), sangat seadanya.
Aku harus berpagi-pagi berangkat ke rumah sakit Sardjito hingga pukul empat sore. Padahal pukul dua siang aku harus menjadi tour guide exhibition di pameran itu. Bagaimana mungkin aku bisa membagi diriku menjadi dua ? Tanpa pikir panjang aku menghadap koordinator volunteer untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Teman yang memberikan aku saran “katakan sejujurnya saja, itu lebih memudahkan segalanya”. Ternyata benar, dia mau menerima alasan yang tidak mungkin aku sengaja itu. Akupun harus mengambil dua shift pada akhir pekan untuk mengganti jam-jam yang sempat “bolong”. Aku ingin bertanggungjawab atas pekerjaan dan kepercayaan yang telah diberikan padaku. Aku sama sekali tidak ingin mengecewakan apa yang sudah orang lain percayakan.
Tidak mudah untuk menjalankan semua itu. Ditambah lagi, saat pukul tujuh malam hari aku harus ke Pusat Studi Jerman untuk mengambil shift malam hingga pukul sembilan malam. Apakah aku lelah ? tak usah kujelaskan lagi. Pagi-pagi aku harus menjalani rutinitas itu terus menerus. Setiap hari. Apakah aku mengeluh atas semua itu ? tentu saja tidak. Aku menemukan banyak hal yang tak pernah aku tahu sebelumnya, aku mengalami banyak hal yang tak pernah aku rasakan sebelumnya, aku jadi punya jaringan dan teman yang banyak. Aku menjadi semakin”kaya” dengan tidak mengesampingkan apa yang sudah menjadi kewajibanku, belajar dan menjadi mahasiswa.
Aku justru sangat bersyukur atas semua kesibukan ini. Itu berarti aku memiliki kesempatan belajar dan mempunyai pengalaman lebih banyak daripada orang lain. Jika pepatah selalu mengatakan “keluarlah dari zona nyaman”, aku justru tak pernah melakukan itu. Karena apa yang terjadi dan yang ku alami adalah sesuatu yang sama sekali tidak nyaman buatku. 

Menembus dinginnya udara pagi
Melawan dinginnya udara malam yang terkadang begitu menyesakkan
Membasuh peluh yang enggan terjatuh

Rumah Sakit Sardjito, Kamis, 13 Juni 2013 09.45

Komentar

Postingan Populer