Persiapan Traveling ke Senegal
Senegal?
Ketika diajak oleh teman-teman Jerman liburan ke sana, jujur saja awalnya saya tak banyak tahu tentang Senegal. Sekedar tahu kalau Senegal terletak di Benua Afrika, tapi sebelah mana, bagaimana penduduknya, apa bahasa yang digunakan, jujur pada mulanya saya tak tahu menahu, hingga akhirnya saya memesan buku traveling Senegal di Amazon.
Mulailah, seperti biasa, saya mencari info pertama tentang visa. Ya, karena visa memang butuh waktu yang cukup lama untuk mengurusnya, tergantung bagaimana birokrasi setiap negara itu dipraktikkan.
Sembari mengurus visa melalui agen dan mengirim dokumen ke Berlin, saya berusaha mencari tahu apa saja imunisasi yang saya perlu lakukan. Kami mendatangi dokter praktik di dekat rumah yang melayani Gelbfieberimpfung (yellow fever) . Ketika berkonsultasi dengan beliau, saya tak punya buku imunisasi apapun, akhirnya beliau memberikan buku imunisasi berwarna kuning, dan segera melakukan imunisasi, antara lain yellow fever (wajib), lalu dengan imunisasi lainnya yang harus di refresh lagi, yaitu Tetanus, Diphterie, Poliomyelitis, Pertusis, Masern, Mumps, Röteln (MMR), Menginitis dan Hepatitis A. Waktu imunisasi berlangsung selama dua hari (untungnya dua hari, karena kalau disuntik sebanyak itu bisa kesakitan :o).
Setelah menyusun rencana perjalanan dan tuntas imunisasi, kami kembali menghubungi pihak agen, yang ternyata gagal membuat visa tersebut, entah alasannya kenapa, awalnya saya harus mengurus visa Senegal ke Paris. Setelah kebingungan kami akhirnya menemukan alamat Konsuler Senegal di Hamburg dan menghubungi mereka. Di sana, saya akhirnya mendapatkan visa, dengan beralasan bahwa kami akan terbang dalam waktu beberapa hari lagi, sambil menunjukkan bukti booking tiket pesawat. Senang sekali rasanya, tapi sesampainya di Bandara Dakar, saya diajak ke sebuah ruangan dan diperiksa oleh banyak orang. Katanya, saya tidak bisa masuk dengan visa tersebut! Jedarr, gimana dong? karena saya dulu masih belum bisa bahasa Perancis, mereka akhirnya membiarkan saya masuk, dengan syarat, lain kali saya tak boleh menggunakan visa itu untuk masuk ke Senegal lagi. Okedeh siap!
Ketika diajak oleh teman-teman Jerman liburan ke sana, jujur saja awalnya saya tak banyak tahu tentang Senegal. Sekedar tahu kalau Senegal terletak di Benua Afrika, tapi sebelah mana, bagaimana penduduknya, apa bahasa yang digunakan, jujur pada mulanya saya tak tahu menahu, hingga akhirnya saya memesan buku traveling Senegal di Amazon.
Mulailah, seperti biasa, saya mencari info pertama tentang visa. Ya, karena visa memang butuh waktu yang cukup lama untuk mengurusnya, tergantung bagaimana birokrasi setiap negara itu dipraktikkan.
Sembari mengurus visa melalui agen dan mengirim dokumen ke Berlin, saya berusaha mencari tahu apa saja imunisasi yang saya perlu lakukan. Kami mendatangi dokter praktik di dekat rumah yang melayani Gelbfieberimpfung (yellow fever) . Ketika berkonsultasi dengan beliau, saya tak punya buku imunisasi apapun, akhirnya beliau memberikan buku imunisasi berwarna kuning, dan segera melakukan imunisasi, antara lain yellow fever (wajib), lalu dengan imunisasi lainnya yang harus di refresh lagi, yaitu Tetanus, Diphterie, Poliomyelitis, Pertusis, Masern, Mumps, Röteln (MMR), Menginitis dan Hepatitis A. Waktu imunisasi berlangsung selama dua hari (untungnya dua hari, karena kalau disuntik sebanyak itu bisa kesakitan :o).
Setelah menyusun rencana perjalanan dan tuntas imunisasi, kami kembali menghubungi pihak agen, yang ternyata gagal membuat visa tersebut, entah alasannya kenapa, awalnya saya harus mengurus visa Senegal ke Paris. Setelah kebingungan kami akhirnya menemukan alamat Konsuler Senegal di Hamburg dan menghubungi mereka. Di sana, saya akhirnya mendapatkan visa, dengan beralasan bahwa kami akan terbang dalam waktu beberapa hari lagi, sambil menunjukkan bukti booking tiket pesawat. Senang sekali rasanya, tapi sesampainya di Bandara Dakar, saya diajak ke sebuah ruangan dan diperiksa oleh banyak orang. Katanya, saya tidak bisa masuk dengan visa tersebut! Jedarr, gimana dong? karena saya dulu masih belum bisa bahasa Perancis, mereka akhirnya membiarkan saya masuk, dengan syarat, lain kali saya tak boleh menggunakan visa itu untuk masuk ke Senegal lagi. Okedeh siap!
Komentar
Posting Komentar