akhir tahun (bukan) berarti akhir pertemuan...
Hmmmm… hari terakhir, bulan
terakhir, dan … banyak hal yang “mungkin” terakhir aku jalani. Ya, banyak hal
yang aku akhiri, entah untuk menjadi lebih baik lagi nantinya, ataukah ini
memang waktu yang ditentukan untukku menjalaninya. Salah satunya adalah
perpisahan denga teman-teman Pusman yang
sangat aku sayangi meskipun aku hanya bertemu mereka sebentar saja… ya,
terkadang sesuatu yang menyenangkan memang terasa sangat sebentar saja ! hampir
tiga bulan kami bersama hingga akhirnya berpisah untuk beberapa saat memulai
lagi tahun depan, entah kami akan bersama semuanya atau tidak.
Sudah terlwati masa-masa belajar bersama di kelas yang seringkali gaduh karena tawa dan canda kita, tentang
keceriaan Frau, dan banyak hal sepele
yang kerapkali kita tertawakan di dalamnya. Aku bahagia memiliki teman-teman
sebaik dan secerdas mereka semua. Yang berusaha terus belajar dan menimba ilmu.
Kakak-kakak yang beberapa tahun lebih tua usianya dariku, tak sedikitpun
menganggapku sebagai bocah kemarin sore . Alhasil, aku tak pernah merasa asing
dan minder ketika berada di sekeliling mereka. Bahkan, aku merasa sudah
bertahun-tahun berkawan dengan mereka semua. Entah kenapa aku selalu merasa
nyaman dan ingin sekali bertemu dengan mereka semua setiap saat, hingga tak
pernah sekalipun aku meninggalkan kelas walau aku juga sempat terlambat hingga
satu jam lamanya. Disamping tujuan utamaku adalah untuk belajar.
merasakan suasana pergantian hari dari larut malam hingga pagi hari, pelngkung Gading |
Ya, mungkin itulah, “personal approach” menjadi sesuatu yang
sangat penting bagiku. Pendekatan personal secara individu lah yang aku gunakan
untuk mengetahui dan bersahabat dengan mereka. Kami tak ada maksud apa-apa
selain hanya berkawan dengan setulusnya hati. Mereka banyak bercerita ini dan
itu, dan kami saling mendengarkan satu sama lain.. hingga kami semua merasa
sangat nyaman dan ingin selamanya berteman.
"minuman" kami semua....malam setelah nonton bersama, di Baverly Hills |
Aku juga ingat sewaktu singen, begitu terbawa oleh suasana . Ya,
aku suka sekali dengan permainan gitar dan suara Frau Pipit. Beliau bermain dan bernyanyi setulusnya hati, hingga
aku merasa menjadi anak usia TK yang masih belajar lagu anak-anak, bernyanyi
bersama teman-temanku semuanya. Dan inilah lagu yang paling aku senangi …
Hopp Hopp Hopp
Hopp, hopp, hopp, Pferdchen lauf Galop
Über Stock und uber Steine,
aber brich dir nicht die Beine
Hopp, hopp, hopp, hopp.
Immer lauf Galopp
Tipp, tipp, tap
wirf mich nur nicht ab!
Zähme deine wilden Triebe,
Pferdchen, tu es mir zuliebe,
tipp tipp tipp tapp!
wirf mich ja nicht ab!
Brr, brr, he
steh doch, Pferdchen , steh !
Sollst noch heute weiterspringen,
muß dir doch erst Futter bringen,
brr brr brr brr he!
steh doch Pferdchen steh
Ja, ja, ja
wir sind wieder da!
Schwester, Vater, liebe Mutter,
findet auch mein Pferdchen Futter ?
Ja, ja, ja, ja, ja
wir sind wieder da !
Tapi, aku selalu saja, selalu
saja dan selalu saja. Tak pernah aku sempat memikirkan hal lain ketika aku
berada dalam kelas dan ruangan itu, hingga kerapkali aku merasa hanya belajar
sebentar saja. Frau lah yang membuatku
tersihir dengan cara mengajarannya yang luar biasa, memangilku dan kami semua
dengan sebutan Nak, meskipun beliau
juga tidak berumur tua. Frau yang
cantik, baik, pandai, dan banyak mengajarkan berbagai hal kepada kami. Beliau
juga guru yang cepat dekat dengan murid-muridnya. Kami bahkan makan
bersama, nonton, dan acapkali mengobrol cukup lama setelah pelajaran usai. Aku sendiri
pernah duduk bersanding dengan Frau karena kami berdua sama sama menutup mata,
bersembunyi di balik bantal ketika menonton Ghost
Game.
Oleh sebab itu, meskipun aku akan
jarang bertemu, tetapi kenangan kenangan yang indah kami lalui bersama itu akan
tetap ada dalam hati, dalam memori dan
dalam perjalanan hidupku!
Komentar
Posting Komentar