Mengubah Dunia dengan Buku
Some people may have
barrels of gold or caskets of diamonds, but they aren’t richer than having a
mother who reads to her children …! Beautiful ! (Tika Bisono)
Itu yang saya baca dari kata-kata pembuka majalah Parents
Guide edisi Mei 2010.
Berikut adalah salah satu artikel yang paling menarik bagi
saya dalam majalah tersebut
Jim Trelease dalam bukunya Read-Aloud Handbook, menceritakan
tentang surat yang diterimanya dari seorang ibu, bernama Marcia Thomas, yang
tinggal di Memphis, Tenessee.
Jenifer, putri kami, lahir di bulan September 1984. Salah
satu hadiah yang kami terima adalah buku karya Anda. Kami sangat terkesan dan
memutuskan untuk member putri kami “makanan buku” paling tidak sepuluh buku
dalam sehari. Dia harus dirawat di rumah sakit selama tujuh minggu karena
kelainan jantung dan operasi perbaikan kelainan tersebut. Namun, kami mulai
membacakan buku cerita kepadanya ketika dia masih di perawatan intensif, dan
ketika kami tidak bisa ada di sana, kami meninggalkan kaset berisi rekaman
cerita dan meminta para perawat memutar kaset itu kepadanya.
Selama tujuh tahun terakhir, kami membacakan buku cerita
kepada Jennifer setiap kali kami ada kesempatan. Sekarang dia sudah kelas lima
dan salah satu pembaca terbaik di kelasnya. Dia terus mendapat nilai penuh
dalam tes membaca dan kosakatanya sungguh luar biasa. Dia biasanya ditemukan di
ruang membaca di sekolah saat istirahat, dan di rumah dia suka duduk bersama
kami sambil membaca.
Yang membuat kisah kami begitu luar biasa adalah karena
Jennifer dilahirkan dengan keadaan down
syndrome. Di usia dua tahun, kami diberi tahu kalau Jennifer sangat mungkin
menjadi buta, tuli, dan sangat terbelakang. Dan saat dia di test 1Q nya 111.
Dan pada bulan September 2005, Jennifer mulai kuliah S1 di Lesley University di
Cambridge, Massachussetts.
Mengubah Dunia…
Kisah yang dialami oleh Marcia Thomas dan putrinya,
Jennifer, menunjukkan bahwa dengan kekuatan buku dan kasih sayang orang tua,
mereka bisa “mengubah” dunia bagi Jennifer. Kondisi anaknya yang terlahir down
syndrome, tidak membuatnya berkecil hati dan hanya pasrah kepada nasib yang
akan membawa putrid kecil mereka pergi entah ke arah mana. Namun, dengan usaha
yang keras, dengan memberikan “makanan buku” selama bertahun-tahun, Marcia berhasil
membawa anaknya untuk menikmati dunia sekolah bersama teman-temannya yang
normal, bahkan bisa lolos dalam seleksi masuk universitas. Ketidaksempurnaan
tidak menjadi penghalang bagi Jennifer untuk menikmati indahnya dunia. Bila
keluarga Thomas dengan putrinya yang menderita down syndrome saja, bisa
mencapai apa yang mereka inginkan dengan menggunakan kekuatan membaca buku,
bisa dibayangkan bila banyak keluarga lain dengan anak-anak mereka yang lebih
normal, seharusnya lebih banyak harapan yang bisa diwujudkan.
Jendela Dunia…
Sebuah buku juga bisa menjadi sebuah tiket perjalanan wisata
bagi seorang petualang, tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Dengan membaca
buku, seorang petualang bisa menjelajahi Negara demi Negara di dunia, monumen
dan museum, gunung dan laut, danau dan gurun, serta hutan dan kota. Buku bisa
menjadi guru memasak, menjahit, menulis, computer, merakit, fisika, kimia,
matematika, sastra, dan cabang-cabang ilmu yang lain. Buku bisa mempertemukan
pembacanya dengan seorang artis, pemain sepakbola, penjahat, penemu, maupun
presiden seluruh dunia. Buku bisa menceritalkan tentang dalamnya laut,
tingginya angkasa, luasnya samudra, bahkan kecepatan sebuah cahaya. Buku juga
bisa membuat pembacanya tahu di mana
letak matahari, berapa jumlah planet dalam tata surya, dan bagaimana terjadinya
alam semesta. Sebuah buku juga bisa member peringatan, pengumuman, dan kabar
berita duka maupun gembira. Buku merupakan jendela dunia karena dengan membaca
buku, pengetahuan dan wawasan manusia akan bertambah luas.
Sumber :
Parents Guide : Better Parents, Better Generation edisi Mei
2010
Komentar
Posting Komentar